Kamis, 28 Februari 2013

[Hey Say JUMP fan-fiction] "Virgo's Blood"

Title : Virgo’s Blood
Cast : Hey Say JUMP
Genre : Drama, Supernatural, Boys-love, Multi Chapter , +17
Warning : Ero Scene, Gore, Adult content, NC-17
Author : Suci Rahayu
Disclaimer : I just own the plot



Prologue

Ssst..matikan semua lampu, gantilah dengan cahaya lilin seredup mungkin, lalu duduklah melingkar, pastikan kalian saling berdekatan, kita tak mau mereka masuk kesela-sela kalian,kan?. Akan kuceritakan fiksi yang fakta. Sebaiknya kalian tau tentang mereka yang hidup tapi bersembunyi bersama kita. Pernahkah kalian bertanya mengapa malam begitu mencekam?. Purnama selalu memiliki aura mistisnya sendiri?. Karena saat itulah mereka keluar, dengan perut lapar dan tenggorokan kerontang, mencari minuman manis dan lezat yang mengalir ditubuh kalian. Darah..
---
The Inspector

Kota tengah waspada, setelah 3 minggu lamanya putra satu-satunya kepala polisi kota ini menghilang secara misterius. Begitu tiba-tiba, dan tak berjejak. Orang yang terakhir melihatnya bilang dia dibawa pergi angin entah kemana. Dengar, hanya karena kalian tak bisa melihatnya dan merasakan udara berdesir di tengkuk kalian, bukan berarti itu angin. Kecepatan mereka yang menyebabkan angin dingin dimalam hari.
Poster pencarian atas nama Chinen Yuri disebar diseluruh pelosok kota. Seorang inspektur ditunjuk untuk menangani kasus ini, inspektur yang paling disegani di kota karena kebaikan hatinya dan kepandaiannya dalam menangani kasus-kasus besar. Dengan perintah langsung dari sang kepala polisi dan ketakutan rakyat akan peristiwa ini, Inspektur Okamoto Keito bersumpah akan menyelesaikan kasus ini.
Dipasangkanlah ia dengan polisi muda berbakat yang dikenal memiliki keberanian dan tanggung jawab tinggi. Officer Nakajima Yuto, sudah berkali-kali bekerja bersama inspektur menyelesaikan kasus-kasus besar di kota. Sang inspektur mengosongkan peluru dari pistolnya, bertekat menyelesaikannya tanpa anak buah selain Yuto. Karena ia tau senjata tak akan berguna, ia tau ia tak sedang berurusan dengan manusia. 
---
Royal Class

Mereka hidup bersembunyi di tempat tergelap dikota. Rumah mewah yang terabaikan disudut kota diujung jalan itu bisa jadi salah satunya. Ya, rumah kosong yang kalian lewati saat kesekolah itu, gelap, dingin, tak terjamah, mereka amat menyukainya . Berhati-hatilah saat melewatinya, atau kalau kalian cukup berani untuk memandang ke jendela kecil rumah itu dimalam hari, kalian akan tau ada mata yang mengawasi waspada.
Vampire hidup dalam kelompok keluarga. Beberapa dari mereka dengan kasta tinggi hingga menengah mempunyai seorang servant, seorang anak manusia yang jiwanya terikat dengan vampire karena sebuah perjanjian gelap dan keji dengan vampire yang menjadi majikannya. Seperti seorang pemuda bernama Daiki yang telah menjadi servant sejak usia sangat muda, bertugas menjaga peti-peti dingin tempat tidur para vampire, memastikannya tak ada yang membukanya sebelum matahari benar-benar terbenam. Selama lebih dari sekedar ‘selamanya’ dia akan menjadi servant vampire dari kasta Royal Class, vampire dengan kasta tinggi yang berketurunan langsung dengan vampire Lord. 

“Manusia selalu harus tidur saat malam hari. Payah sekali”. Gumam Yuya, anggota royal class termesum sembari menyibak lembut poni Daiki si servant yang terlelap di petinya.

"Berhati-hatilah dengan perasaan seperti itu Yuya. Kau seharusnya belajar dari ayahku”

“Maksudmu jatuh cinta dengan manusia lalu melahirkan anak setengah vampire yang merepotkan royal class?. Cih, aku tak sebajingan dan senaif itu”.

“Yuya! Inoo! berhentilah bertengkar”. Hardik Yabu, sang pemimpin kelompok, vampire dengan ketegasan sekuat baja, kebijakan seperti naga dan setenang teratai air. Semua vampire yakin dia adalah kandidat terkuat vampire lord selanjutnya. “Tak ada yang boleh menganggu sakralnya waktu makan malam purnama”.
Disudut ruangan, anggota royal class termuda yang masih suka berbuat seenaknya sendiri, Yamada. Seolah tak peduli dengan pertengkaran yang sudah sering terjadi antara Yuya dan si setengah vampire. Dia diam memandangi makan malamnya dengan muka penuh selera, begitu lapar hingga ia meneguk ludahnya.

“Bisakah aku makan duluan?”. Katanya.
---
Blood of The Virgo

Makan malam pada saat purnama adalah sakral bagi semua kaum vampire. Terutama untuk Royal class, mereka mempunyai kebutuhan khusus purnama, menu makan malam spesial untuk menguatkan kekuasaan mereka sebagai Royal class. Menu makan terlezat bagi para vampire. Darah seorang Virgo.

Virgo adalah manusia dengan darah manis karena kepahitan panjang dalam hidupnya, berhati jernih karena tak terdapat dendam dalam dirinya, darah dari seorang murni Virgo yang perawan, akan lebih bagus jika bergolongan AB. Saat Virgo berusia 19 tahun, saat itulah darah Virgo menjadi sangat berharga bagi para vampire terutama royal class. Aroma tubuh Virgo pada fase ini dapat menggoda hidung vampire hingga puluhan mil jauhnya. Tapi Virgo hanya boleh menjadi santapan saat purnama. Bersabar untuk hal ini bukan hal yang mudah bagi para vampire.
Tiga minggu yang lalu, Yamada menangkap Virgo terbaik dikota, menyembunyikannya dimarkas untuk disimpan sebagai santapan purnama. Yamada yang berbakat berburu sejak muda ini sudah mengincar si Virgo sejak awal dia menemukannya, jauh sebelum si Virgo menginjak 19 tahun. Mengawasinya dari kejauhan, menjaga dirumahnya tiap malam saat ia tertidur, memastikan tak ada yang mengambilnya sebelum dirinya.

Virgo malang itu adalah pria yang paling dicari di kota, putra kepala polisi yang tengah gencar dicari. Chinen Yuri. Virgo dengan rating sempurna bahkan untuk royal class. Badan yang sempurna, detak jantung yang stabil dan kulit yang halus putih, menambah selera vampire manapun, seolah nadinya terlihat lebih jelas menonjol ke permukaan kulitnya. Dan aroma lembut embun mawar yang didapatnya karena ke-suci-an hatinya, membuat air liur vampire manapun menetes hanya dengan mencium aromanya. 

“Kau yang menangkapnya, aku beri kau kehormatan untuk mencicipinya terlebih dahulu”. Jawab Yabu.
Yamada dengan tak sabar mendekati si Virgo, telebih dahulu menikmati halusnya kulit Virgo dengan jari-jarinya. Tangan kirinya menjambak rambut virgo kebelakang, menampakan wajah mulus putih yang tak sabar ia gores agar berdarah.

“Sebaiknya kau ingat peraturannya”. Sentak Yabu membuyarkan kenikmatannya.

“Ck, Aku tau. Leher hanya untuk pemimpin dan kau harus mendapat porsi ganda untuk si setengah vampire itu. Kau crewet sekali”.

Yamada bersiap menggoreskan kuku telunjuknya yang tajam ke pipi anak itu. Srrt..!! Dia menggoreskan tepat di samping bibir Virgo, membuatnya meringis kesakitan. Darah mulai menetes, bau manis dan sedap menyeruak, membuat Yuya harus menyeka air liurnya yang hampir menetes, sementara Yabu menghirup dalam-dalam aroma yang keluar. Begitu tak tertahankan.

Seperti tak kenal berhenti, Yamada menghisapnya dengan kalap hingga si Virgo malang terus merintih kesakitan. Yuya sampai harus menariknya agar Yamada berhenti.

“Dia bisa mati kalau kau hisap terus-terusan seperti itu..!!”.

“Ma-maaf, tak bisa berhenti sejak saat kau memulainya, cobalah sendiri”.

Yuya lebih suka menghisap langsung tanpa menggoresnya, dia bukan Yamada yang suka bermain-main, baginya akan sayang jika setetes saja darah berharga Virgo menetes sia-sia. Yuya benar-benar menyukai bagian yang berdenyut atau berdetak kencang, seperti dada kiri karena sangat dekat dengan jantung. Tiap detakan menyemburkan darah lebih kuat kerongga mulutnya, baginya itu sangat menyenangkan. 

“Berhenti..kumohon, aaaaakh, sakit sekali..hentikan”. 

Si mesum ini menyukai saat korbannya meronta, semakin kencang teriakannya, semakin Yuya berselera.

“Hmm..Virgo memang jelas berbeda”. Gumamnya sambil menjilat sisa darah dibawah bibirnya.

Saat tiba giliran Yabu, dia akan melakukannya dengan cara sangat bangsawan. Dia menerkam korbannya dari belakang, mengincar nadi di leher yang mengeluarkan aroma paling tajam, nadi paling besar dan tebal. Inoo tipe pencemburu, ia bisa sangat tidak suka dengan cara bangsawan Yabu yang terlebih dahulu menghirup dalam-dalam aroma Virgo, menciumi bahunya perlahan lalu naik hingga leher, menancapkan taringnya setenang teratai air, memastikan korbannya tidak terluka, lalu menghisapnya hingga puas. Lebih lama dari Yuya dan Yamada, pemimpin berhak mendapatkan porsi lebih, dan Yabu memang harus mendapat porsi lebih karena suatu keharusan ‘berbagi darah’ dengan Inoo, si setengah vampire.
---

The Half Vampire

“Menjijikan..!”. Ujarnya sembari hendak melangkah pergi. Tentu tak cukup cepat daripada Yabu yang dengan tangkas memegang pergelangan tangan Inoo untuk menghentikannya. 

“Mau kemana? Berfikir untuk kembali ke masa lalumu? Kau tak bisa hidup tanpaku, ingat?Kau harus minum dari darahku, ingat?. Duduk dan tenanglah”.

Inoo diam. Tentu karena ia tak bisa berkata apa-apa.

Setengah vampire sudah pasti adalah setengah manusia. Dan layaknya penduduk Negara yang menggunakan 2 mata uang, mereka memiliki kebutuhan atas keduanya. Makanan dan darah, cahaya dan kegelapan, perhatian dan kesendirian. Setengah vampire seperti Inoo bisa jadi lahir karena hubungan terlarang vampire dan manusia yang terjebak cinta. Anak yang lahir dari hubungan ini akan berubah menjadi setengah vampire saat menginjak usia 19 tahun. Darahnya berubah dingin dan mulai menginginkan darah, walaupun setengah vampire tidak bisa mengkonsumsi darah secara langsung. Mereka harus mendapat ‘suntikan’ dari vampire yang pertama kali melakukan ritual ‘pertukaran darah’ dengannya. Dalam kasus ini, darah Yabu-lah yang mengalir dan menghidupi raganya. Dia harus terus bergantung pada Yabu untuk tetap hidup. 
Setengah vampire akan terus melemah jika tak mendapatkan darah. Keberadaan setengah vampire berhubungan langsung dengan seluruh kaum vampire. Melemahnya tubuh setengah vampire dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kekuatan para vampire. Inilah kenapa setengah vampire diangap merepotkan. Dia memegang kunci kelangsungan keberadaan para vampire. Sebagai seorang pemimpin, Yabu merasa dirinya yang paling wajib untuk menjaga benang merah para vampire walau harus selalu berbagi darah dengan Inoo. Konsekuensinya adalah, dia akanmenjadi vampire yang paling tak berdaya saat keadaan Inoo melemah. Anggap saja Yabu bertindak sebagai penebus dosa vampire ceroboh yang menghamili seorang manusia.

“Aku tak mau makan malam”. Protes Inoo.

“Jangan macam-macam..! ini purnama, kau akan merepotkan kami semua.!”. Bentak Yuya

“Setengah vampire memang merepotkan”. Tambah Yamada.

“Kalian semua diamlah”. Potong Yabu. “Inoo, jangan macam-macam. Kau akan makan malam ini, jangan seret aku kedalam masalah, ada kewajiban yang harus kupenuhi sebagai pemimpin. Berikan aku lehermu”.

Inoo menggeleng mantap.

“Kau..”. Tanpa banyak bicara, Yabu mendesak Inoo hingga terhimpit ke sudut ruangan, memaksanya sedemikian rupa hingga leher Inoo terbuka bebas, dia mencari nadi tertebal untuk menyuntikkan darahnya ke tubuh Inoo. Sejak awal taringnya menembus nadi Inoo, dan darah Yabu mengalir ke tubunya, semua vampire dipelosok negeri ini seolah terlahir kembali. Disinilah setengah vampire dianggap berguna untuk menyalurkan energy dari sang pemimpin kepada semua kaumnya. Apalagi menu malam ini adalah Virgo, bayangkan betapa seluruh vampire hingga kasta terendah dapat merasakan energi dari darah Virgo mengalir hingga ke ujung jari, sungguh sensasi purnama yang ditunggu. Semua vampire lantas mengagungkan nama Yabu. 

“Egois sekali, kau jelas suka cara bangsawanku saat kulakukan padamu, tapi selalu marah saat kulakukan ke orang lain”.

“Hey, pak pemimpin penebus dosa”. Hardik Yamada. “Lakukan lanjutannya ditempat lain. Kau tidak mau vampire muda sepertiku melihat hal seperti itu,kan?. Jadilah kakak yang baik”.

Yabu menghela nafas. Sedikit sebal karena Yamada menganggu kesenangannya.

“masuklah ke peti-ku malam ini, aku akan menyusul setelah menemui dewan besar vampire”.

Inoo menurut saja,

“Yuya, pastikan Daiki bangun sebelum matahari terbit, suruh ia memberi makan cukup pada Virgo itu”. Perintah Yabu. 

“Dan kau vampire muda, jangan hanya bisa berburu, kau harus belajar menghadapi dewan di rapat purnama, ikut aku”.

“Malasnya…! Aku tidak cocok dengan lingkungan seperti itu. Aku akan ngobrol saja dengan Virgo ini, aku yang sudah menjaganya bertahun-tahun, bolehkan?”.

“Terserahlah”. 
---

*TBC*

NB : Virgo disini diambil dari kata 'Virgin' , tp virginnya sampe kedalem-dalem hati gitu maksudnya hehe. Dan kenapa saya pilih Chinen jd Virgo adalah karena Chii darahnya AB, kesannya kan jarang gitu, jd lebih special, dan Chii punya wajah 'memelas' yang cocok banget jadi Virgo.

Silahkan bertanya dimana Hika? kok ga nongol?. Nanti..di chapter selanjutnya, seperti khasnya saya, akan ada trion segitiga cemerlang HikaBuNoo kok. Ditunggu aja..

Disini pairingnya nyari sendiri, banyak soalnya, bisa comot sana sini kok hehehe.

Selasa, 26 Februari 2013

[Hey Say JUMP fan-fiction] OkaMori : Rindu Rangkulan

Title : Rindu Rangkulan
Cast : Morimoto Shintaro, Okamoto Keito and Morimoto Shintaro
Author : Suci Rahayu
Narrator : Morimoto Ryutaro
Disclaimer : I just own the plot
Genre : pairing, one-shot, friendship.


Aku merindukan tangan yang selalu merangkul pundakku, aku menginginkan itu kembali. Tapi 2 tahun sudah cukup untuk menghilangkan harapanku.
---
Aku tak pernah menyangka bahwa 2 tahun akan terasa lama dalam hidupku. 2 tahun dulu dan sekarang begitu berbeda, 2 tahun disisinya, dalam rangkulannya, dengan semua suara memuja, terasa begitu cepat berlalu. 2 tahun dalam kesendirian, keadaan yang terabaikan dan suara-suara memanggil kembali yang tak bisa kujawab, bahkan untuk sekedar menoleh. Tapi suara memanggil yang kuinginkan sebenarnya hanyalah suaranya, walaupun sampai sekarang tak kunjung kudengar. Apa kau mengabaikanku? Aku menunggumu merindukanku..apa 2 tahun tak cukup lama bagimu? Atau kau memang benar-benar telah mengabaikanku?. Nee, Keito..
---
Kubuka malas majalah diruang tengah. Hanya membuka-bukanya tanpa memperhatikan isinya. Jariku berhenti dengan ngilu pada suatu halaman, disusul rasa sesak tiba-tiba memenuhi dada.

“9, huh? Kau terlihat tidak keberatan soal itu dan okajima-okajima-an mu itu”. Gumamku

Rasa sakit itu masih menderu. Ibarat peluru yang menembus lebih dalam ke inti hidupku, tidak ada darah, tapi meninggalkan lebam biru yang kian menghitam. Mereka tak pernah mengungkiku lagi, di interview, atau dimanapun. Mereka tidak terlihat kehilanganku sejak saat itu. Tak peduli atau sudah lupa, aku tak tau yang mana.

“Kalau disitu cuma ada fotoku. Kalau mau lihat fotomu..ada dimajalah ini”. Kata adikku sambil membanting majalah kusut kedepanku.

“Apa masalahmu, Shintaro..!!”. Bentakku marah. Seperti biasa, dia tak akan menggubris dan hanya berlenggang santai kembali kekamarnya. Dia selalu membuatku marah.

Majalah itu. Kupungut perlahan. Aku tak paham mengapa aku masih menyimpannya walaupun aku tak pernah sanggup kembali melihat diriku sendiri dengan berita yang menghancurkan itu.
Aku ingat benar bagaimana Yuya membanting majalah itu kedepanku saat aku dan Keito sedang bermain PS. Persis seperti yang barusan Shintaro lakukan.

Semua berkerumun melihat isi majalah itu, yang isinya sangat membungkam mereka.

“Majalah ini tidak terlihat bohong, Ryuu. Tapi aku sangat berharap ini bohong”. Ujar Chinen polos.

Aku menggeleng, lalu hanya bisa tertunduk. Mereka semua memarahiku, sebagai si bungsu yang tak tau diri melakukan sesuatu seenanknya tanpa memikirkan yang lain, dan si kecil sok dewasa yang melakukan hal konyol. Memang salahku, karena itulah aku tak melayangkan bantahan sama sekali. Sekarang aku ingat kenapa aku menyimpan majalah itu, agar kejadian ini dapat menamparku setiap saat.

Paling menyakitkan saat mengingat bagaimana sang ayah JUMP menepuk pundakku dengan suara bergetar berkata “Bersiaplah untuk segala hal, berjuanglah atas apapun yang akan kau jalani”. Sementara aku dapat melihat Inoo terisak dan member lain memasang muka masam.

Hanya orang itu yang diam. Tak satupun kata keluar kecuali guratan kecewa dan takut di ujung matanya. Keito samasekali tak memandang kearahku, bakan ia tak membaca majalah itu. Maaf, semua rasa bersalahku karena mengecewakanmu. 

“Teme..!!” Teriakku. Tak tahan lagi, kurobek halaman yang menampakan si bodoh aku sedang merokok. Kuremas gemas dan frustasi.

Aku keluar begitu saja setelah sebelumnya menyambar jaket hoodie dan scarf ku.

“Nii-san, kau mau kemana? Apa kau marah padaku? Nii-san maafkan aku..nii-san”. Shintaro memanggil dari kejauhan, aku tau dia masih mengkhawatirkanku walau sering membuatku marah. Tapi aku memilih untuk tak menoleh, mengencangkan hoodieku dan menaikan scarfku, memastikan penyamaranku sempurna.

Langkahku besar dan cepat, jantung yang marah ini yang memacu darahku mengalir lebih cepat dan lebih panas. Otakku sedang tak bekerja, aku tak tau lagi kemana atau dimana aku berpijak sekarang ini.

Deg! aku terkaget saat kurasakan pundakku ditepuk oleh seseorang, cukup keras, lebih seperti meremas. Membuatku spontan memutar tubuhku untuk melihat orang itu.

Kupikir itu Shintaro.

Tiba-tiba tubuhku merasakan kehangatan luar biasa yang pernah kukenal. Lengan-lengan yang memelukku erat, bahu ternyaman untuk bersandar. Aroma tubuh yang menenangkan. Siapa? Apa itu kau?. Tolong, aku tak berani menebak.

“Ryuu..aku sangat merindukanmu”

Tak sadar air mataku menetes mengotori bajunya. Aku masih tak berani menerka, tapi kehangatan seperti ini hanyalah milik orang itu. Kurasakan tulang dalam tubuhku seperti meleleh tiba-tiba. Menggigil ketakutan ditengah lengan-lengan kuat yang melingkat ketubuhku.

“Hey, kau benar-benar Ryuu,kan? Kau kurusan ya? Katakanlah sesuatu”. Lengan itu melepaskan pelukannya untuk melihat wajahku lebih jelas, membuka hoodieku dan menurunkan scarfku. Sehingga kami lebih jelas melihat satu sama lain.

Jangan katakana apa-apa. Tolong peluk aku lagi.

Dia memanggil namaku sekali lagi, dengan nada tak percaya dan suara yang hampir menangis. Kurasakan tangannya memenuhi pipiku. Jari-jarinya aktif bergerak menyapu air mataku yang kian deras.

“Ke..Keito-kun”

Dia lalu memelukku lebih erat lagi. 

-END-

Senin, 25 Februari 2013

Hey Say JUMP fanfiction : "Air Langit"


Title : Air Langit
Author : Me
Naration : Chinen Yuri
Cast : Hey! Say! 7 and Hikaru Yaotome
Genre : one-shot, friendship
Disclaimer : I just own the plot

Hari itu hujan lagi, hingga langit menjingga hujan tak kunjung reda. Sedikit menyesal aku telah melarang Yuto untuk menungguku pulang karena aku ada tugas piket. Aku lupa payungku dibawa Yuto, sekarang aku harus menunggu dan berteduh sendirian didepan gedung sekolah. Kalau tau akan hujan begini aku tak akan menyuruh Yuto pulang lebih dulu.

Tentu aku mulai menggerutu dalam hati, menunggu bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan, apalagi sendirian. Tiba-tiba aku mendengar suara gaduh dari koridor , langkah kaki berlarian dan bercandaan beberapa laki-laki.

“Are?. Chii?”. Sapa si pria berambut coklat

“Yamada-san, Okamoto-san”. 

“Panggil saja aku Keito”.

“Yama-chan, panggil aku Yama-chan,oke?”

“Ba..baiklah”. Jawabku canggung.

Aku memang sekelas dengan mereka, tetapi aku tidak terlalu dekat dengan mereka. Mereka amat populer, Yamada dengan semua pesona di wajahnya dan Keito dengan kepintarannya dan bentuk badannya. Sedangkan aku begitu..tidak terlihat. Sehingga mengetahui mereka tau namaku sungguh suatu yang mengejutkan.

“Ayo pulang bersama kami”. Sahut Yamada sambil berlari menyusul Keito ke tengah hujan.

“eh? Aku tidak bawa payung”.

“Memangnya kami kelihatan bawa payung?”. Seru Keito.

Mereka lantas berlarian di tengah lapangan yang basah, berlarian kesana kemari bermain kejar-kejaran, sesekali mereka sampai terjatuh dan mengotori baju mereka, berguling-guling ditanah, seolah tak paham apa itu kotor dan basah. Mereka seperti bersinkronasi dengan hujan.

“Hey ayolah Chii,  hujan hanyalah air langit!”. Seru Yamada dari tengah lapangan.
Apa? Aku hujan-hujanan?. Aku yang setiap upacara harus digotong ke UKS ini, aku yang harus duduk dipinggir lapangan melihat teman-teman saat pelajaran olahraga ini, aku yang sudah terlahir lemah ini, mana mungkin hujan-hujanan tanpa harus bolos sekolah esok harinya. Lagipula aku telah berjanji pada Yuto untuk tidak hujan-hujanan. Dia sahabatku sejak SD, dia yang selama ini menjagaku, hingga terkadang terasa seperti ayahku, melarangku ini-melarangku itu. Tapi aku tau itu karena dia ingin menjagaku.

“Ini menyenangkan lho”. Keito mengulurkannya tangannya hendak mengajakku. Pria kekar dengan senyum malu-malu yang khas ini berhasil merayuku untuk bergabung.

Aah..perasaan apa ini?. Baru pertama kurasakan yang seperti ini, menyenangkan rasanya membiarkan tubuhku disiram air langit sambil berlarian bersama mereka. Diriku yang selama ini bersembunyi dari langit, hari ini merasakan airnya. Sinkronasi yang kulihat dari Yamada dan Keito, aku kini merasakannya sendiri. Aku bersenang-senang.

“CHII..!!!”.

Suara itu mengagetkan kami. Kami semua berhenti bermain untuk menoleh ke sumber suara. Yuto ! dia berdiri dengan muka sebal didepan gerbang sambil membawa payung. Aku tak tau dia akan menjemputku. Ini gawat !.

“Yuto..ma-maaf”.

“Ah, kau pengawalnya Chii !. kau  bergabunglah juga!!” Ajak Yamada.

“Aku bukan pengawalnya Chii..!! kalian tidak tau badan Chii lemah, kalian akan membuatnya sakit!”

“Ini menyenangkan lho!”. Keito mengatakan kaliamat itu lagi, seperti saat dia merayuku untuk bergabung. Tapi tak berhasil pada Yuto, meskipun sudah dikeluarkan jurus senyum malu-malunya. Akhirnya dia memutuskan untuk memaksa Yuto bergabung. Sekejap ia rebut payung Yuto dan membawanya berlari.

“Gorila nakal..! kalian dan bermain seenaknya, tingkah kalian seperti monyet lepas..!! terutama kau, kau gorilla nakal..!!”, Seru Yuto sambil berlarian. Sekarang dia lebih mirip ibu-ibu yang memarahi anaknya. Aku hanya tertawa melihat Yuto dikerjai seperti itu.

Tiba-tiba kurasakan tubuhku melemah, lututku bergetar. Aku berhenti sejenak untuk menyeimbangkan tubuhku, memastikannya baik-baik saja. Tanpa kusadari sebuah tangan yang hangat mendarat dikeningku.

“Chii..! astaga..kau payah sekali..! baru hujan-hujanan sebentar sudah demam”. Kata Yamada sambil memasang muka lucu yang menyebalkan.

Yuto berlari kearahku, membuat si gorilla berlari sendirian seperti gorilla lepas. Yuto mendorong tubuh Yamada hingga mundur beberapa langkah, lalu meraba panic wajahku.

“Tu kan..!! ini salah kalian, Chii jadi demam..!! ayo tanggung jawab..! “

“Ma-maaf…” Mereka tertunduk sambil bersenggol-senggolan satu sama lain.

“ka..kalau begitu kami akan mengantarnya pulang”. Sahut Yamada tiba-tiba.

Perkataannya barusan membuatku berdebar-debar, entah mengapa.

Keito menggendongku dipunggungnya, begitu lebar dan hangat. Atau aku yang terlalu kecil dan dingin?. Nyaman sekali, aku sempat berfikir untuk bisa tinggal dipunggung itu selamanya. Ada aroma sedap yang menyenggol hidungku saat aku menaruh kepalaku dibahunya, aku tak yakin, tapi mungkin bau mawar. Yamada berjalan mengiringi Keito sambil memayungiku, sementara Yuto tetap mengomel. Mereka semua berjalan tanpa payung diatasnya, hanya aku. Aku lemah. Tuhan, kau menciptakan makhluk yang lemah.

“Apa yang kau lakukan pada adikku, hah?!” . Mereka kena sembur kakakku sesampainya dirumah. Yuto mati-matian minta maaf karena merasa tak bisa menjagaku. Kakakku menyuruhnya harakiri.

“Hi..Hika-nii, tak perlu sampai menyuruh Yuto harakiri. Ini salahku, kau tak perlu marah pada mereka”

“Apanya yang tak perlu marah?. Hah?!”. Gertaknya sambil memukul pintu, membuat Yamada dan Keito tersentak. Yuto mungkin sudah biasa menghadapi kakakku yang galaknya minta ampun, tapi Yamada dan Keito jelas kaget.

“Ko-kowaii~”. Gumam Yamada

“Ini gara-gara kau mengajaknya hujan-hujanan. Kakak Chii ternyata seram sekali”. Balas Keito.

“Bawa kemari adikku..!!”.

Yah..aku harus turun dari punggung super nyaman itu.

Mereka hanya bisa tertunduk sambil menggaruk belakang kepala lalu pamit pulang setelah berkali-kali meminta maaf.

Esoknya aku memaksakan diriku berangkat sekolah, selain karena demamku sudah tak begitu tinggi, aku takut membuat mereka berdua merasa bersalah. Karena aku sendiri bersenang-senang saat itu.

Hujan datang lagi saat aku harus pulang sekolah. Aku diam sendirian didepan gedung sekolah menunggu Yuto tugas piket. Seperti Déjà vu atas hari kemarin, aku masih membayangkan senyum hangat Yama-chan dan senyum malu-malu Keito mengajakku bermain. Kalau bisa, aku ingin merasakan air langit membasahi tubuhku, sekali lagi.

“Pengawalmu mana?”. Tanya seseorang mengagetkanku.

Karena melamun aku tak sadar talah diapit oleh Yamada dan Keito.

“Yama-chan, Keito..? Bukankah kalian seharusnya hujan-hujanan?”

“Kalau kami bermain hujan-hujanan seperti kemarin kau akan ikut kami?”

Aku mengangguk mantap. Apapun untuk keceriaan seperti tempo hari..! meskipun harus sakit lagi.

“Kalau begitu kami akan disini saja bersamamu”. Sahut Yamada sambil tersenyum hangat padaku. Aku ingin bisa membungkus senyum itu untuk kubawa pulang.

“Tapi..kalian..”

“Begini juga menyenangkan lho”. Sahut Keito.

Air langit, saat ia datang, ia akan membuat suasana menjadi lebih menyenangkan. Baik saat ia menyiramku atau tidak, karena aku sadar bukan bagaimana tubuhku disiram air hujan dan terselimuti dingin waktu itu, tapi bagaimana aku berada bersama mereka, tersiram kebahagiaan dan terselimuti kehangatan. Terimakasih, Yama-chan, Keito. 

-End- 

Rabu, 20 Februari 2013

About Keito - Kyun's Vote

Happy 20th February everybody..!! oh wait,,today is my birthday..!! Yay..!! And all I want for my birthday is writing for our beloved English boy. I must be really in love with him. *menlycries* . I'm 19 now..I feel so old, but I'm happy that God still give me chance to life until now, to breath and walk perfectly. Thank you God.

Beside all of those common happiness in birthday, this morning I dreamed about Keito (and the other JUMP, of course). I can't clearly remember what was it about, but I can remember when Keito waving at me. Hmm..maybe I dreamed that I'm on their concert? . It was fun, it feels like Keito give me a birthday card from far away. hahaha.. :D

Those are not something I want to say here, by the way.

I thought about it last night. After I went to Johnny Cosotto to vote Keito, I found that his rank is decreased..!! for me, that was stressful, I'm depressed with no reason. I feel upset . How come he got lack of vote ?!. He's in 60 position. He even lose from the Jr.

Here I will show you his rank



*please ignore the other thing.

That's his rank in January. He was in 42. Ah..and you can see Marius Yo from Sexy Zone is in 39, see..he even lose from Marius, I know he's cute, I also like him, but... Btw, this is out of topic, but that you can see Hika-pyon a.k.a Yaotome Hikaru is in 27. I'm happy for that. And don't ask where is Yama-chan, the distance is just too far so I can't print screen him. He's in number 3. He's great. I know.


And this is his rank in February. See..!!!! the decreasing is abnormally far..!! 42 to 60 ?!.

C'mon people..! Keito ichibanners..!! Let him know your love, let him hear that you love him. So he will get more spirit and motivation, he love his fans. In some interview he said that he love when he saw his name in the concert, he always waving at them. Vote him, and he will waving at you like he waving at me in my dream.

Support him with vote him every month in johnnys.cosotto.com . Make sure you know his kanji. I can't read kanji, but I try hard to remember his name. Kanji is hard T,T..

Thank you so much for the support.

Ah..!! and for they who wonder what Keito said in Super Delicate Making, the part when he disturb YabuInoo moment with his adorable rap..I found the answer.


Suupaa Derikeito. Ore Keito. Ore no kiteru fuku wa itsumo keito. Ore to omae itsumo Sooru meito. Ore mo gambatte ozu baito. Sore wa omae to onaji. Naito yeah!」「スーパデリケト、俺圭人。俺の着てる服はいつも毛糸。俺とお前いつもソウル・メイト。俺も頑張っておずバイト。それはお前と同じナイト。イエア!」

eee..I'm not sure about the meaning..but we know that he has a good talent on it nee? :D.

I think that it will be great that someday he will has a rap duet with Hika-pyon, Hika's rap skill is great, Keito can learn from him. 

deshou? how do you think?. Do you also want to see him doing rap duet with Hikaru?. I can't imagine the awesomeness. 

I love when he say 'Yeah' and 'ore Keito'. It feels he more like rapper than member of J-pop boy band nee?. Also his burly muscle say so. LoL. 

-Suci-

Selasa, 19 Februari 2013

About Keito Eyes

Hajimemashite...!! Hello, all of you who are in journey to become Mrs. Okamoto :D. 
Here is Suci Rahayu, Yoroshiku Onegaishimasu..masu..masu~

Nee..I'm Okamoto Keito ichibanners level up to 100000%. I know that there are so many girls out there also love him that much. Especially those eyes, right?. But not only those eyes that make us love him, we can see that he has so many adorable thing on him. For those who can find it out (the adorable thing of Keito), just enjoy it, okay? :D

Ah..!! I remember someone said to me "Keito-kun always get a little portion of spotlight". Yes, he does. But think about that, he still always gift his best for us, right?. That's a new level of professionalism for me. The fact that he is increasing, try his best and keep trying are some proof that he care about us nee?. He think about his fans out there. I'm proud of him. *let's give him appreciation for that*. 

Because of that, let's gather the love for him here. 

I love to make fanfiction, private opinion, and screen-cap of Keito-kun. I also love to know yours :D.

Oh BTW, I forget to say that I'm OkaJima shippers, Sometimes I like OkaYama, OkaDai (Keito-kun with Dai-chan is quit close to each other), and OkaChii seems about good too. How do you think?.

Feel free to give a reaction and mole (comment). I'll happy to get so many mole..hahaha (I started to think that sounds weird). More mole, more love..

Thank You and Enjoy..

(you can use English or Bahasa here).

-Suci-